Zosteropsadalah genus burung passerine yang memiliki ciri khas mata putih dalam famili Zosteropidae. Genus ini terdiri lebih dari 100 spesies yang tersebar di alam Afrotropis, Indomalayan, dan Australasia. Burung-burung ini adalah penjajah pulau tertinggi, itulah sebabnya begitu banyak spesies mata putih yang berbeda berevolusi begitu cepat.
Kura-kura Galapagos memiliki dua bentuk yang sangat berbeda, masing-masing disesuaikan untuk kebiasaan makan yang berbeda yang dibutuhkan di pulau-pulau rendah dan gersang versus pulau-pulau tinggi dan subur. Mengapa burung finch berbeda di antara pulau-pulau di Galapagos? Di Kepulauan Galapagos, Darwin juga melihat beberapa jenis burung finch yang berbeda, spesies yang berbeda di setiap pulau. Dia memperhatikan bahwa setiap spesies burung finch memiliki jenis paruh yang berbeda, tergantung pada makanan yang tersedia di pulaunya. Burung kutilang harus beradaptasi dengan lingkungan dan sumber makanan baru mereka. Apa yang membuat kura-kura Galapagos unik? Kura-kura raksasa Galapagos adalah salah satu fauna unik paling terkenal di Kepulauan. Cangkang yang didukung pelana berevolusi di pulau-pulau gersang sebagai tanggapan atas kurangnya makanan yang tersedia selama kekeringan. Apa perbedaan utama antara kura-kura yang hidup di pulau yang berbeda? Kura-kura dari pulau yang berbeda dapat diidentifikasi dari bentuk cangkangnya, yang tampaknya telah berevolusi menjadi dua jenis utama dengan sedikit variasi. Kura-kura dengan cangkang berbentuk kubah dan leher pendek menghuni pulau-pulau dengan vegetasi yang rimbun, seperti Pulau Santa Cruz. Siapa kura-kura terbesar di dunia? Rahasia Kepulauan Seychelles. Esmeralda adalah kura-kura yang agak luar biasa. Dia ya, terlepas dari namanya, dia laki-laki adalah kura-kura bebas terbesar dan terberat di dunia. Beratnya lebih dari 670 pon 304kg dan diperkirakan berusia 170 tahun. Apakah Esmeralda si kura-kura masih hidup? Esmeralda Tidak Diketahui – Sekarang Esmeralda saat ini adalah salah satu kura-kura tertua di dunia. Meskipun tidak ada informasi tentang usia pasti atau tanggal lahirnya, Esmeralda dilaporkan berusia 170-an. Dia adalah salah satu dari beberapa Kura-kura Raksasa Aldabra yang bebas berkeliaran di Pulau Burung di Seychelles. Yang merupakan kura-kura terkecil di dunia? Kura-kura berbintik Namaqualand Kura-kura jenis apa yang tetap kecil selamanya? Kura-kura yang tetap kecil Ini termasuk kura-kura penangkaran terkecil di AS, bayi kura-kura Mesir. Selain kura-kura Mesir, spesies kecil lainnya termasuk keluarga kura-kura Hermann seperti kura-kura Hermann Barat, kura-kura Hermann untuk dijual. Kura-kura apa yang paling murah untuk dibeli? Kura-kura Sulcata bertelur hingga 60 butir per kopling, oleh karena itu mereka dianggap sebagai kura-kura murah untuk dijual. Sebagai aturan praktis, pembeli harga akan menemukan harga terbaik dalam breed kura-kura yang lebih besar. Berapa lama kura-kura peliharaan hidup? antara 50 hingga 100 tahun Bisakah kura-kura hidup selama 300 tahun? Reptil Terpanjang Kura-kura Raksasa 300 Tahun Dan kura-kura ini memiliki rentang hidup yang sangat cocok dengan berat 500 hingga pon mereka kura-kura raksasa di penangkaran diketahui hidup lebih dari 200 tahun, dan ada banyak alasan untuk percaya bahwa testudines di alam liar secara teratur mencapai tanda 300 tahun. Mengapa kura-kura terlihat tua? Mereka menumpuk pada hewan dari waktu ke waktu, memperpendek rentang hidup mereka dan/atau mempengaruhi reproduksi mereka. Itu berarti lebih sedikit penyu yang lebih tua, yang berarti pengurangan drastis dalam populasi dan potensi genetik. Hewan apa yang tidak menua? Sampai saat ini, hanya ada satu spesies yang disebut abadi secara biologis’ ubur-ubur Turritopsis dohrnii. Hewan kecil transparan ini berkeliaran di lautan di seluruh dunia dan dapat memutar kembali waktu dengan kembali ke tahap awal siklus hidup mereka.
2spesies burung finch yang hidup di pulau yang berbeda memiliki rata-rata panjang baru keduanya yang dapat mencapai 10 mm namun jika dua spesies tersebut hidup pada pola yang sama rata panjang paru salah satu spesies burung finch adalah 8 mm dan spesies lainnya adalah 12 cm kondisi tersebut diatas dalam konsep teori evolusi disebut
Secaraumum ada tiga jenis hutan utama — tropis, sedang dan boreal — dan setiap hutan memiliki spesies hewan dan tumbuhannya sendiri. Di dalam hutan ini juga terdapat banyak subdivisi dan klasifikasi yang memperhitungkan curah hujan, komposisi tanah, dan suhu. Semua faktor ini menentukan berbagai jenis spesies yang ditemukan di hutan.– Evolusi merupakan proses perubahan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Salah satu contoh evolusi adalah evolusi yang terjadi pada burung finch. Bagaimana proses evolusi pada burung finch menurut Darwin? Berikut penjelasannya! Cerita ini akan dimulai dengan datangnya Charles Darwin ke Kepulauan Galapagos dalam perjalanannya mengelilingi dari Biology LibreTexts, di Kepulauan Galapagos Darwin mengamati ada beberapa spesies burung finch atau kutilang dengan ukuran dan bentuk paruh yang berbeda. Darwin beranggapan bahwa burung-burung tersebut sebenarnya berasal dari satu spesies burung kutilang yang sama. Baca juga Teori Darwin Diperkirakan burung kutilang tersebut bermigrasi dari Amerika Selatan dan menetap di Kepulauan Galapagos sekitar dua juta tahun yang lalu sebelum Darwin menginjakkan kakinya ke Kepulauan Galapagos. Dilansir dari Science Daily, selama waktu dua juta tahun burung kutilang telah berevolusi menjadi 15 spesies yang berbeda dalam ukuran tubuh, bentuk paruh, nyanyian, dan perilaku meyakini evolusi yang terjadi pada burung kutilang di Kepulauan Galapagos berasal dari seleksi alam. Di mana jumlah burung kutilang dan kapasitas reproduksinya melebihi sumber daya yang ada di alam, sehingga terjadi persaingan. Baca juga Persamaan dan Perbedaan Teori Darwin dan Lamarck Tentang Evolusi Dilansir dari Harvard John A. Paulson School of Engineering and Applied Science, burung kutilang berevolusi berdasarkan sumber makanan yang berbeda. Burung kutilang mengembangkan bentuk paruh yang berbeda sehingga memungkinkan mereka bertahan dari seleksi alam. Contohnya adalah Burung kutilang dengan paruh yang panjang dan runcing memudahkannya untuk menangkap dan memakan serangga. Burung kutilang dengan paruh besar dan tebal memudahkannya untuk makan biji yang besar dan keras. Burung kutilang dengan paruh yang kecil dan tipis memudahkannya untuk makan biji yang kecil dan lunak. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Duajenis spesies tumbuhan yang hidup bersama di suatu tempat mewakili komunitas tumbuhan. Dalam organisasi biologis mana pun, tumbuhan dan hewan sangat terkait erat dan saling bergantung dan di tempat tertentu tumbuhan dan hewan berbagi kondisi dan lingkungan yang sama. Kemunculan kunang-kunang dengan cahayanya di suatu kawasan bisa menjadi isyarat lingkungan yang sehat. Kalau dirunut dari siklus kehidupannya, kelangsungan hidup satwa ini memang bergantung kepada ekosistem yang lestari. Siklus hidup kunang-kunang melewati empat tahap atau yang disebut metamorfosis sempurna. Dimulai dari telur, larva, kepompong, kemudian kunang-kunang dewasa. Kunang-kunang pun membutuhkan udara sehat yang kaya oksigen. Pada kunang-kunang, cahaya muncul melalui proses kimia saat kalsium, adenosine triphosphate, dan enzim bioluminescence bercampur dengan oksigen. Ada tiga ancaman terkait kelestarian kunang-kunang. Yaitu hilangnya habitat, cahaya buatan, dan penggunaan pestisida. Bagai bintang di langit, cahaya kunang-kunang pun turut menghiasi malam. Sayangnya, keberadaannya kian hari kian sulit ditemui. Dulu, satwa ini sering terlihat di persawahan, pinggiran danau, rawa-rawa, padang rumput, dan hutan. Kadang-kadang mereka mampir pula ke rumah. Kini kunang-kunang makin jarang terlihat karena habitat aslinya menyempit, bahkan hilang. Siklus hidupnya juga terganggu oleh aktivitas manusia. Sementara perubahan iklim ikut menambah kerentanan populasinya. Sebuah survei global, dilansir dari BioScience, tentang ancaman kepunahan kunang-kunang menyebutkan, ada tiga ancaman tertinggi terkait kelestarian serangga ini. Yaitu hilangnya habitat, cahaya buatan, dan penggunaan pestisida. Survei yang dilakukan awal 2019 lalu itu juga menyertakan ancaman lain namun dalam skala lebih kecil. Yaitu kekeringan, kenaikan suhu, polusi air, kenaikan air laut, badai dan banjir, turisme, invasi spesies lain, dan pengambilan berlebih. Secara taksonomi, kunang-kunang digolongkan dalam Kelas Insecta, Ordo Coleoptera, dan Famili Lampyridae. Sebanyak spesies kunang-kunang telah diketahui, yang sekitar 400 spesies teridentifikasi di Asia Tenggara dan wilayah Indo-Pasifik. Spesies yang banyak ditemukan di Asia Tenggara termasuk Indonesia adalah Pteroptyx tener, Pteroptyx malaccae, dan Luciola pupilla. Baca Apakah Ada Kunang-kunang Laut? Kunang-kunang yang bersinar terang di malam hari. Foto Unsplash/Jerry Zhang/Free to use Lingkungan sehat Kemunculan kunang-kunang dengan cahayanya di suatu kawasan bisa menjadi isyarat lingkungan yang sehat. Mengapa? Kalau dirunut dari siklus kehidupannya, kelangsungan hidup satwa ini memang bergantung kepada ekosistem yang lestari. Siklus hidup kunang-kunang melewati empat tahap atau yang disebut metamorfosis sempurna. Dimulai dari telur, larva, kepompong, kemudian kunang-kunang dewasa. Keempatnya bisa membutuhkan lingkungan berbeda. Lama siklus juga tidak sama, tergantung spesiesnya. Misalnya kunang-kunang jenis Pteroptyx tener. Boleh dibilang, spesies ini mampu hidup di darat, air, dan udara. Mengutip laporan dari peneliti Forest Research Institute Malaysia, kunang-kunang spesies Pteroptyx tener kerap ditemukan di hutan mangrove, muara sungai, atau perairan payau. Keunikannya telah menjadi daya tarik wisata di sana. Kehidupan kunang-kunang spesies ini, menggambarkan hubungan yang kompleks antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Baca Gemerlap Kunang-kunang, Pesona Wisata Malam Rammang-Rammang Cahaya kunang-kunang terpancar dari tubuhnya. Foto Wikimedia Commons/NEUROtiker/Free to share Setelah dibuahi, biasanya sang betina akan meletakkan telur di tempat aman di daratan. Misalnya di lumut yang basah di pinggir sungai. Setelah berumur 15 hingga 20 hari, telur menetas menjadi larva berukuran sekitar 2 mm. Larva ini makan siput, cacing, serta binatang lunak lainnya yang tak jarang berada di dalam air. Setelah menyuntikkan enzim khusus, larva kunang-kunang akan menyedot nutrisi mangsanya. Ketika usianya menginjak dua minggu, larva akan berganti kulit. Untuk itu dia akan menggali lubang dan tetap tinggal di sana hingga proses pergantian kulit selesai. Karena tubuhnya semakin besar, larva kunang-kunang harus ganti kulit beberapa kali sebelum akhirnya menjadi kepompong atau pupa. Butuh waktu 9 hingga 12 hari kunang-kunang bertapa dalam kepompongnya sebelum mengepakkan sayap dan terbang di udara. Kunang-kunang dewasa spesies ini makan nektar dan cairan tumbuhan. Jika saat menjadi larva memerlukan waktu 6 hingga 7 bulan, tatkala dewasa kunang-kunang ini hanya berumur beberapa minggu saja. Dia akan mencari pasangan dipandu kerlip bioluminescence yang ada di perutnya, bertelur, lalu mati. Jika salah satu habitat rusak, siklus metamorfosis dari telur hingga menjadi kunang-kunang dewasa akan terganggu. Populasi kunang-kunang pun berkurang bahkan terancam punah. Siklus hidup kunang-kunang Pteroptyx tener mengandaikan muara sungai yang bebas polusi, tersedianya aneka vegetasi, serta keutuhan bentang alamnya. Pencemar pestisida yang digunakan dalam pertanian akan mematikan larva. Vegetasi tepi muara yang rusak bakal menghilangkan tempat bertelur, mencari pasangan, serta sumber makanan kunang-kunang dewasa. Sementara, bentang alam yang rusak akan menghilangkan siput dan sumber makanan larva kunang-kunang. Kunang-kunang menjadi bioindikator yang sangat baik bagi kelestarian berbagai habitat. Baca juga Kepik, Serangga Mungil “Sahabat” Petani Kunang-kunang dewasa jenis Photuris lucicrescens. Foto Wikimedia Commons/Bruce Marlin/CC BY-SA Kunang-kunang pun membutuhkan udara sehat yang kaya oksigen. Pada kunang-kunang, dikutip dari Scientific American, cahaya muncul melalui proses kimia saat kalsium, adenosine triphosphate, dan enzim bioluminescence bercampur dengan oksigen. Uniknya, cahaya yang dihasilkan tidak menghasilkan panas sehingga kunang-kunang tidak perlu mengeluarkan banyak energi untuk menyalakan “lampu” di dalam perutnya. Tercukupinya oksigen ikut memastikan “lampu” itu tetap menyala. Kunang-kunang juga berjasa bagi satwa nokturnal lain. Kebanyakan, kunang-kunang menggunakan bioluminescence untuk mengirim pesan kepada pasangannya sekaligus menakuti predator. Sejumlah laporan menyatakan populasi kunang-kunang menjadi jauh berkurang gara-gara polusi cahaya. Ini dikarenakan kunang-kunang sangat sensitif terhadap cahaya. Keberadaan kunang-kunang bisa menjadi isyarat ada atau tidaknya dampak polusi cahaya yang bisa memengaruhi kehidupan satwa nokturnal. [Berbagai sumber] Artikel yang diterbitkan oleh
Demikiantadi adalah beberapa macam spesies burung Finch yang dapat saya berikan semoga bisa bermanfaat bagi kita semua dan bisa menanbah wawasan kita mnegenai berbgaia macam jenis kicau. B urung Betet ini merupakan keluarga burung paruh bengkok yang terbiasa hidup di hutan baik hutan sekunder bertajuk tinggi maupun hutan prim
- Sudah beberapa tahun belakangan, masyarakat Indonesia banyak yang jatuh hati pada burung finch atau pipit. Burung ini banyak digemari lantaran keindahan bulunya yang berwarna-warni serta kicaunya yang Amerika, Eropa, dan Australia, orang justru lebih tertarik memelihara atau menangkar burung finch ketimbang burung kicauan seperti di Indonesia. Selain mudah dalam perawatannya, penampilannya yang cantik dan penuh warna cukup menggoda untuk disilangkan demi mendapatkan anakan dengan warna-warna unik yang itu, dari puluhan jenis burung finch di seluruh dunia, ada beberapa jenis finch yang sangat popular dan cukup digemari baik di Indonesia maupun mancanegara. Berikut ini beberapa jenis burung finch baik impor ataupun lokal yang banyak dipelihara di Gold Amadin Chloebia gouldiae~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~End Page~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~Burung yang juga dikenal dengan nama lain Gould ian finch dan Gould Amadian ini adalah salah satu jenis finch yang paling banyak penggemarnya di Indonesia. Wajar saja, burung asal Australia yang pertama kali ditemukan oleh John Gould ini sangat indah karena memiliki corak warna bulu yang menawan, variatif dan juga tampak amadin, salah satu jenis finch yang paling digemari. Foto SyahroniBurung gold amadin memiliki warna beragam mulai dari punggung, kepala, dada hingga di bagian ekor tergantung dari jenis-jenisnya. Ukuran burung dewasa yaitu kurang lebih sekitar 12 – 14 cm dan berat badannya kurang lebih sekitar 12 – 20 gr. Gold amadin ini bisa bertahan hidup sampai dengan 6 tahun jika dirawat dengan baik. Sedangkan untuk masa birahi pada usia antara 10 Zebra finch Taeniopygia guttata~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~End Page~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~Burung pipit zebra / zebra finch Taeniopygia guttata cukup dikenal di kalangan penggemar burung mancanegara. Spesies ini umum ditemukan di Australia, Indonesia, dan Timor Leste. Setelah diintroduksi hingga ke Brazil, Puerto Rico, Amerika Serikat, Portugal, dan lain-lain, zebra finch kini bisa ditemukan di hampir seluruh negara di pipit Zebra Timor atau Zebra Finch Foto NugrohoZebra finch termasuk burung dimorfik. Artinya, burung jantan dan betina mempunyai warna tubuh yang berbeda. Burung jantan memiliki pipi dengan bercak oranye, garis-garis pada tenggorokan, dan corak hitam di dadanya serta sayap berwarna merah berbintik putih. Selain banyak dipelihara atau disilangkan untuk mencetak warna-warna unik dan menarik, zebra finch juga menjadi salah satu jenis burung yang sering diamati perilakunya untuk tujuan penelitian Emprit jepang Lonchura striata domestica~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~End Page~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~Society finch Lonchura striata domestica merupakan salah satu jenis burung finch popular yang banyak dipelihara di mancanegara. Di Indonesia, burung ini kerap disebut emprit jepang alias jepang atau emje tengah mengerami telurnya. Foto hadi NugrahaEmprit jepang bukanlah jenis burung yang bisa ditemukan di alam liar. Awalnya, burung cantik ini merupakan hasil persilangan antara sharp-tailed munia Lonchura acuticauda dari India dan striated munia Lonchura striata dari digemari karena mudah dikembangbiakkan, emprit jepang juga sering dimanfaatkan sebagai baby sitter atau babuan untuk mengerami telur dan / atau mengasuh anakan burung jenis finch lainnya, terutama gould Strawberry finch Amandava amandava~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~End Page~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~Jenis finch lainnya yang banyak penggemarnya adalah red avadavat / strawberry finch Amandava amandava. Di Indonesia, strawberry finch dikenal dengan nama pipit benggala atau emprit geni. Burung ini memiliki warna yang sangat Finch yang cantik TRUBUS/Hadi NugrohoStrawberry finch juga termasuk burung dimorfik, sehingga burung jantan dan betina mudah dibedakan dari penampilan dan warna bulunya. Burung jantan mempunyai bulu berwarna merah padam, dengan bintik-bintik putih pada bagian dada, sisi tubuh, tunggir, dan Owl finch Taeniopygia bichenovii~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~End Page~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~Burung ini lebih sering disebut owl finch, karena motif bulunya menyerupai burung hantu. Padahal nama aslinya adalah double-barred finch Taeniopygia bichenovii. Burung ini banyak ditemukan di padang kering sabana, hutan tropis, dan padang rumput di wilayah utara dan timur Finch yang memang mirip burung hantu Foto NugrohoBulu-bulunya berwarna lembut dan sangat menarik minat para penggemar burung finch di seluruh dunia. Selain itu, burung ini sering disatukan bersama jenis burung finch lainnya dalam kandang aviary. Namun demikian, tidak mudah membedakan burung owl finch jantan dan betina, karena keduanya terlihat Bondol haji Lonchura maja~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~End Page~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~Bondol haji Lonchura maja, pipit haji, atau yang dalam bahasa Jawa disebut emprit haji, adalah burung yang termasuk dalam suku Estrildidae. Burung ini hidup di Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa, Bali dan pulau-pulau di sekitarnya. Burung ini dinamakan emprit haji karena bagian kepala hewan ini berwarna putih, yang seolah memakai peci putih yang dalam masyarakat Indonesia dipakai setelah pulang dari Bondol Haji atau Emprit Haji. Foto Hadi NugrohoBurung ini sendiri mulai banyak digemari beberapa waktu belakangan ini. Pemicu saat gelaran Indonesia Bird Con 2019 yang digelar beberapa bulan silam, juri dari Eropa menobatkannya menjadi juara umum. Bertubuh sekitar 11 cm dengan warna dominan putih cokelat seperti finch. Mirip dengan bondol oto-hitam namun pucat cokelat, sementara seluruh kepala dan tenggorokan putih. Burung muda berwarna cokelat pada bagian atas badannya, dengan tubuh bagian bawah dan wajah kuning tua. Iris berwarna cokelat; paruh abu-abu kebiruan; dan kaki biru pucat. Adapun suaranya bernada tinggi seperti seruling, berbunyi "puip" bila mengelompok. Sewaktu masih remaja, bagian belakang telinga bondol dan bagian bawah burung itu berwarna putih. Sementara itu, paruhnya berwarna biru Bondol oto hitam Lonchura ferruginosa~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~End Page~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~Burung bondol oto hitam / white-capped munia Lonchura ferruginosa adalah finch lokal berukuran kecil yang cukup banyak digemari di Indonesia. Burung ini memiliki panjang sekitar 11 cm. Namun tubuhnya besar dan tebal. Penampilannya mirip burung Emprit haji / bondol haji Lonchura maja. Yang membedakan adalah warna hitam pada dagu dan itu, wilayah persebaran burung bondol oto hitam terbatas di Jawa dan Bali. Lain halnya dengan bondol haji yang juga dijumpai di Sumatera. Bondol oto hitam memiliki penampilan cukup eksotis, dan bisa kita dapatkan di sejumlah pasar burung dengan harga murah-meriah. Burung ini biasanya dipelihara untuk mempercantik kandang aviary yang berisi berbagai jenis finch, atau dikembangbiakkan untuk mendapatkan warna-warna yang lebih menarik. Burung jantan dan betina sulit dilakukan, karena penampilannya hampir sama. Tetapi burung jantan memiliki suara yang lebih bervariasi, dengan penampilan yang lebih gagah dan Bondol hijau Erythrura prasina~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~End Page~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~Burung bondol hijau / pin-tailed parrotfinch Erythrura prasina umum ditemukan di Asia Tenggara, yang meliputi Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Indonesia. Selain dipelihara serta ditangkar, burung bondol hijau sering ditempatkan bersama jenis burung finch lainnya dalam kandang aviary, terutama karena penampilan dan warna bulunya yang jantan dan betina bisa dibedakan dari penampilan dan warna bulunya. Burung jantan memiliki tubuh bagian atas berwarna hijau, muka biru, dan tubuh bagian bawah kuning tua, dengan bercak merah di bagian tengahnya. Adapun burung betina mempunyai kepala kehijauan dan ekor lebih Gelatik jawa Padda oryzivora~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~End Page~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~Burung gelatik jawa Padda oryzivora sebenarnya merupakan burung endemik Indonesia yang hanya ditemukan di Pulau Jawa dan Bali. Namun setelah diintroduksi di sejumlah negara, terutama Eropa, burung ini makin terkenal dan banyak dipelihara sebagai burung hias atau finchmania mancanegara bahkan sering menjadikan gelatik jawa sebagai burung yang “wajib” dipelihara. Berbagai mutasi baru, bahkan mencapai ratusan ragam mutasi, telah dihasilkan para breeder gelatik jawa di beberapa jenis finch yang banyak dipelihara di Indonesia dan mancanegara, tertarik memeliharanya?
4 Terbentuknya berbagai spesies burung Finch di kepulauan Galapagos disebabkan oleh A. tersedianya berbagai jenis makanan B. lingkungan yang berbatu mendorong lahirnya keturunan yang berubah patuhnya C. seluruh populasi mengalami mutasi spontan D. terjadinya hibridisasi dengan spesies burung lainnya
KEANEKARAGAMAN burung di Indonesia pada 2023 bertambah sebanyak 11 spesies dan terdapat pengurangan sebanyak tiga spesies. Dengan demikian, tahun ini jumlah burung di Indonesia menjadi 1826 spesies. Hal ini juga memengaruhi jumlah burung endemis yang bertambah menjadi 541 spesies. Pada tahun 2022, jumlah burung di Indonesia sebanyak 1818 spesies dan 534 spesies endemis. Perubahan jumlah tersebut memantapkan posisi Indonesia sebagai negara dengan jumlah spesies burung endemis terbanyak di dunia. Baca juga Vaquita, Lumba-lumba kecil yang Terancam Punah Terlihat di Laut Meksiko Conservation Partnership Adviser Burung Indonesia Ria Saryanthi mengatakan, tujuh dari 11 spesies catatan baru tahun ini merupakan spesies endemis Indonesia dari hasil pemecahan taksonomi. Revisi taksonomi burung masih menjadi faktor utama terjadinya penambahan spesies di Indonesia, diikuti dengan adanya deskripsi spesies baru. "Hal ini sekaligus menambah pemahaman masyarakat tentang keanekaragaman spesies burung di Indonesia semakin membaik tiap tahunnya," ungkapnya dalam keterangan tertulis. Baca juga Bayi Elang Jawa Lahir di Taman Nasional Gunung Halimun Salak Ria Saryanthi menjelaskan, deskripsi spesies baru juga turut berkontribusi pada penambahan satu spesies burung, yaitu kacamata wangi-wangi Zosterops paruhbesar. Menurut para peneliti yang mendeskripsikan spesies ini, kacamata wangi-wangi memiliki karakteristik morfologi dan genetik yang sangat berbeda dengan spesies burung kacamata lain, sehingga itu dijadikan dasar utama penetapan spesies burung kacamata di Pulau Wangi-wangi sebagai spesies burung baru. Menurutnya, dari 11 spesies yang bertambah pada periode tahun ini, tujuh di antaranya memiliki persebaran yang terbatas di dalam wilayah Indonesia. Ketujuh burung tersebut antara lain ceret buru Locustella disturbans, endemis Pulau Buru, ceret seram Locustella musculus, endemis Pulau Seram, cikrak sulawesi Phylloscopus nesophilus, endemis Pulau Sulawesi, kacamata wangi-wangi Zosterops paruhbesar, endemis Pulau Wangi-wangi, kacamata wakatobi Zosterops flavissimus, endemis Kepulauan Wakatobi, burung-madu wakatobi Cinnyris infrenatus, endemis Kepulauan Wakatobi, dan cabai flores Dicaeum rhodopygiale, endemis Pulau Flores. Terdapat sebanyak sembilan spesies burung yang bertambah merupakan hasil dari pemecahan taksonomi. Keseluruhan spesies tersebut terdapat di Wallacea dan dua di antaranya juga tersebar di wilayah Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera. Wallacea merupakan kawasan biogeografis yang meliputi Kepulauan Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Kepulauan Maluku. Kategori keterancaman berdasarkan Daftar Merah IUCN. Selain mengenai penambahan spesies, pada tahun ini setidaknya terdapat 10 spesies burung di Indonesia yang status keterancamannya belum dievaluasi karena dikategorikan sebagai spesies yang relatif baru dideskripsikan dan minim informasi. Oleh karena itu, masih dibutuhkan lebih banyak penelitian, pemantauan, dan penelusuran untuk mengisi kesenjangan pengetahuan tersebut. RO/Z-7 C1R1jM.